AMERIKA Serikat baru saja mengumumkan penurunan tarif impor untuk produk Indonesia, termasuk tembaga, dari 32 persen menjadi 19 persen.
Setelah perundingan tingkat tinggi antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump di Washington, 9 Juli 2025.
Keputusan ini membawa sinyal positif terhadap komitmen kedua negara dalam menjaga prinsip-prinsip perdagangan bebas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Juga kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan, meskipun pada saat bersamaan menyoroti urgensi hilirisasi industri mineral Indonesia.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM menyambut baik keputusan ini tetapi memberi penegasan.
Hanya tembaga hasil hilirisasi domestik yang akan diekspor, sejalan dengan larangan lama terhadap ekspor konsentrat tembaga mentah.
Baca Juga:
AirAsia Indonesia Pastikan Kepatuhan Keterbukaan, Redam Spekulasi Saham CMPP
Kepemilikan Michael Soeryadjaya di Saratoga Tembus 5,41 Juta Saham
Purbaya Tancap Gas! LPS Janji Berani Bongkar Krisis Bank BPR
“Secara bersama-sama kita menyusun kebijakan yang pro hilirisasi. Jadi, tidak ekspor dalam keadaan mentah,” kata Direktur Hilirisasi Minerba BKPM Rizwan Aryadi Ramdhan.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah mendukung penuh pembangunan fasilitas peleburan tembaga di dalam negeri.
Untuk memastikan nilai tambah ekonomi tetap berada di Indonesia, bukan di negara konsumen seperti Amerika Serikat.
Penurunan tarif ini hanyalah awal. Kedua negara sepakat menunda pemberlakuan final tarif selama tiga pekan untuk memberi waktu pada tim negosiator menyelesaikan detail teknis.
Baca Juga:
Gula Petani Diserbu BUMN! Pemerintah Guyur Rp 1,5 Triliun
Belanja APBN 2024 Efisien, Pertumbuhan Stabil, dan Defisit Tetap Terkendali
Danantara Evaluasi Total Manajemen BUMN, Tunda Perubahan Pengurus
Termasuk soal hambatan nontarif, ekonomi digital, dan kerja sama dalam mineral kritis seperti tembaga dan nikel.
Hilirisasi Tembaga Mencerminkan Strategi Liberalisasi Ekonomi Berbasis Nilai Tambah
Keputusan Indonesia untuk memperkuat hilirisasi tembaga dalam negeri bukan hanya kebijakan industri biasa tetapi juga cerminan pendekatan liberalisme ekonomi yang modern.
Prinsip pasar bebas mendorong komoditas untuk bersaing pada kualitas dan nilai tambah, bukan hanya pada harga mentah.
Dalam kerangka itu, larangan ekspor konsentrat mentah yang diterapkan pemerintah pada 2023 menjadi instrumen penting untuk memaksa industri domestik membangun kapasitas peleburan dan pengolahan.
Donald Trump sendiri secara terbuka memuji kualitas tembaga Indonesia.
“Indonesia memiliki beberapa komoditas mineral berharga, salah satunya tembaga berkualitas tinggi,” katanya dalam pernyataan yang diunggah di media sosial Truth Social.
Baca Juga:
Danantara Siap Gerakkan Modal Nasional untuk Proyek Inklusif dan Berkelanjutan
Dari Lahan Kopi ke Pasar Global: DBS Danai UMKM Sosial Lewat Skema Inovatif
Sinergi BUMN dan Desa: Distribusi Beras, Gula, dan Minyak Meluas
Sikap ini menunjukkan bahwa pasar global saat ini lebih tertarik pada produk bernilai tambah ketimbang komoditas mentah.
Dari sudut pandang Indonesia, hilirisasi adalah cara paling efisien untuk menciptakan pekerjaan di dalam negeri, meningkatkan pendapatan pajak, dan memperluas kapasitas industri manufaktur berbasis mineral.
Namun, agar strategi ini berhasil dalam kerangka liberalisasi, pemerintah tetap perlu memastikan kebijakan hilirisasi tidak berubah menjadi proteksionisme terselubung.
Fasilitas peleburan baru harus dibuka bagi investasi asing dengan kepastian hukum yang baik, akses tenaga kerja terampil, dan peraturan lingkungan yang efisien.
Kemitraan Strategis Indonesia-AS Penting bagi Stabilitas Perdagangan Bebas Global
Kebijakan baru ini juga memiliki dimensi geopolitik yang signifikan, mengingat ketegangan global terkait pasokan mineral kritis yang selama ini didominasi oleh Tiongkok.
Amerika Serikat berupaya mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok untuk tembaga, nikel, dan mineral lainnya.
Kemitraan dengan Indonesia membuka alternatif rantai pasok global yang lebih stabil dan sesuai dengan nilai-nilai pasar bebas.
Dalam pernyataan bersama usai pertemuan Washington, delegasi AS menyebut Indonesia sebagai “mitra strategis penting di bidang mineral kritis,” sebagaimana dikutip oleh U.S. Trade Representative Office (USTR).
Strategi ini sejalan dengan upaya deregulasi perdagangan global yang mendukung integrasi pasar bebas lintas negara.
Indonesia, dengan cadangan tembaga terbesar kedua dunia, berada pada posisi unik untuk memenuhi kebutuhan ini selama mampu menjaga kebijakan ekonomi yang kompetitif dan terbuka bagi modal asing.
Laporan Bank Dunia pada 2024 menunjukkan bahwa hilirisasi mineral dapat meningkatkan kontribusi industri manufaktur terhadap PDB Indonesia hingga 15 persen pada 2030 jika dijalankan konsisten.
Liberalise, Don’t Protect: Bagaimana Menjaga Arah Reformasi Hiirisasi
Ke depan, tantangan terbesar pemerintah Indonesia bukan pada diplomasi dagang tetapi pada implementasi hilirisasi secara konsisten dan terbuka.
Kebijakan ini tidak boleh berubah menjadi hambatan masuk bagi pemain asing atau menambah birokrasi yang justru melemahkan daya saing.
Reformasi perizinan investasi harus terus dipangkas, aturan pajak dan bea masuk bahan baku diperjelas, dan jaminan hak kepemilikan asing diperkuat.
Prinsip liberalisasi ekonomi menuntut Indonesia untuk membuka pasar bagi teknologi, modal, dan manajemen asing, bukan hanya sekadar mengandalkan pemain domestik.
Hilirisasi juga harus berjalan beriringan dengan keterbukaan perdagangan internasional sehingga Indonesia tetap menjadi bagian dari rantai pasok global, bukan hanya pemasok regional.
Sebagai negara berkembang dengan populasi besar, Indonesia hanya bisa mengambil manfaat maksimal dari hilirisasi jika tetap berada dalam kerangka perdagangan bebas dunia.
Peluang Hilirisasi untuk Memperkuat Integrasi Ekonomi Global
Kesepakatan Indonesia-Amerika Serikat menunjukkan bahwa pasar bebas tetap menjadi kekuatan paling efektif untuk mendorong pembangunan ekonomi jangka panjang.
Hilirisasi tembaga di Indonesia adalah salah satu contoh bagaimana negara berkembang dapat memanfaatkan nilai tambah untuk memperkuat daya saing global.
Namun, komitmen pada reformasi liberal, deregulasi investasi, dan perdagangan terbuka tetap menjadi syarat mutlak agar kebijakan hilirisasi tidak berubah menjadi penghambat pertumbuhan.
Seperti ditunjukkan dalam kasus ini, perdagangan bebas bukan hanya tentang tarif rendah tetapi juga tentang keberanian berinovasi, berkompetisi, dan membuka diri terhadap pasar dunia.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Kongsinews.com dan Hilirisasinews.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Halloup.com dan Halloupdate.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jatimraya.com dan Hellocianjur.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center