Partai Golkar Dorong Reuni Pemimpin Bangsa, Sarankan Diplomasi Nasi Goreng Bersama Mega dan Jokowi

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 5 Juni 2025 - 06:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka. (Facebook.com @Gibran Rakabuming)

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka. (Facebook.com @Gibran Rakabuming)

JAKARTA – Pertemuan antara Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri di Hari Lahir Pancasila dinilai positif oleh Partai Golkar.

Sekretaris Jenderal DPP Golkar Muhammad Sarmuji menegaskan bahwa momen tersebut merupakan simbol baik bagi komunikasi politik nasional.

“Bagus dong, pertemuan antara Bu Mega dengan Mas Gibran itu sesuatu yang sangat bagus ya,” ujar Sarmuji di Kompleks Parlemen, Rabu, (4/06/2025).

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya, meski bersifat fisik dan belum membuahkan dialog politik mendalam, pertemuan itu tetap memiliki arti simbolik yang penting.

Sarmuji juga menilai bahwa pertemuan ini menjadi peluang pembelajaran bagi Gibran yang baru memulai karier di level nasional.

“Mas Gibran juga berkesempatan belajar bagaimana bersikap dengan Ibu Mega yang lebih senior,” lanjutnya.

Golkar menilai Megawati sebagai figur penting dalam sejarah politik nasional yang bisa menjadi sumber nasihat strategis.

“Bahkan, bisa saja Bu Mega memberi nasihat langsung, meskipun untuk tahap kemarin mungkin belum sampai ke sana,” kata Sarmuji.

Sarmuji Harap Gibran dan Megawati Rutin Bertemu untuk Kebersamaan Bangsa

Sarmuji berharap agar pertemuan antara Gibran dan Megawati tidak menjadi peristiwa yang langka atau simbolik semata.

“Kalau makin sering ketemu, rasanya makin akrab,” katanya, menyampaikan harapan untuk frekuensi pertemuan yang lebih tinggi.

Menurutnya, intensitas pertemuan di antara para tokoh bangsa berperan dalam mencairkan suasana politik yang kerap memanas.

Ia melihat pentingnya momen kebersamaan antar generasi pemimpin untuk memperkuat stabilitas demokrasi.

Golkar memandang bahwa membuka ruang pertemuan informal sangat membantu dalam menjaga komunikasi lintas partai.

Kondisi politik yang kompetitif kerap menciptakan sekat-sekat psikologis antar elite partai, apalagi pasca-Pemilu 2024.

Sarmuji pun menyebut peluang yang lebih besar bisa terjadi jika Megawati juga bertemu Presiden Joko Widodo.

“Kalau saya harapannya begitu,” ucapnya, sembari menekankan bahwa pertemuan antar pemimpin bangsa patut dirayakan.

Golkar Usulkan Format Jamuan Santai dengan Megawati Sebagai Tuan Rumah

Lebih lanjut, Sarmuji mengusulkan agar pertemuan semacam itu tidak sekadar berlangsung di forum resmi.

Ia mengangkat konsep “diplomasi nasi goreng”, istilah populer untuk menggambarkan jamuan santai di kediaman Megawati.

“Malah bagus sekali seandainya ada reuni sambil makan nasi goreng buatannya Bu Mega,” katanya.

Menurutnya, suasana informal mampu mencairkan tensi politik sekaligus membuka ruang komunikasi tanpa tekanan.

Sarmuji menyebut skenario pertemuan antara Megawati, Prabowo, Jokowi, dan bahkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ideal.

“Pak Prabowo ketemu Bu Mega, ada Pak Jokowi, ada Pak SBY, sangat baik, sambil makan nasi goreng,” ujarnya.

Baginya, pertemuan itu bukan hanya seremonial tapi juga bagian dari rekonsiliasi nasional yang dibutuhkan.

Dalam politik Indonesia yang sarat dengan rivalitas personal, diplomasi makanan bisa menjadi medium damai dan menyenangkan.

Peringatan 1 Juni Dimanfaatkan sebagai Simbol Persatuan Nasional

Pertemuan Megawati dan Gibran terjadi dalam rangkaian upacara Hari Lahir Pancasila, Senin, (2/06/2025), di Gedung Pancasila, Jakarta.

Acara ini dipimpin Presiden Prabowo Subianto dan dihadiri tokoh-tokoh politik nasional dari berbagai kubu.

Megawati berdiri berdampingan dengan Gibran dan Prabowo saat sesi baris upacara sebelum kegiatan dimulai.

Kehadiran Megawati diapit dua tokoh politik generasi berbeda ini menimbulkan sorotan tajam dari publik dan media.

Presiden Prabowo bertindak sebagai Inspektur Upacara, menerima laporan dari Komandan Upacara Kolonel Marinir Achmad Hadi Al-Hasny.

Peringatan Hari Lahir Pancasila kali ini digelar dalam nuansa lebih khidmat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Berbagai elemen masyarakat sipil, tokoh agama, dan mahasiswa turut hadir, menandakan pentingnya hari tersebut sebagai simbol ideologi.

Pertemuan tokoh dalam momen seperti ini dinilai relevan untuk merawat kesatuan di tengah dinamika politik.

Pertemuan Simbolik Ini Bisa Redam Polarisasi Politik Jangka Panjang

Pertemuan Gibran dan Megawati membawa pesan simbolik kuat tentang keberlanjutan antar generasi politik Indonesia.

Gibran mewakili tokoh muda dengan akses kekuasaan tinggi, sementara Megawati adalah simbol perjuangan masa lalu.

Keduanya jika saling terbuka untuk berdialog, dapat menjembatani jurang generasi yang makin melebar dalam dunia politik.

Polarisasi pasca-pemilu bisa diredam melalui inisiatif personal seperti ini, bukan hanya lewat kesepakatan formal partai.

Menurut pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, “Simbolisasi ini penting dalam membangun memori kolektif kebangsaan.”

Ia menilai pertemuan seperti ini bisa mengubah dinamika hubungan elite, dari kompetisi menuju kolaborasi.

Lebih dari sekadar basa-basi protokoler, interaksi langsung antar elite bisa menghindari miskomunikasi dan prasangka publik.

Kondisi ini dapat menciptakan ketenangan politik menjelang pelantikan kabinet dan fase awal pemerintahan baru.

Pertemuan Gibran – Megawati Bisa Jadi Model Konsolidasi Demokrasi

Pertemuan Gibran dan Megawati bisa menjadi pintu masuk untuk membangun model komunikasi antar elite yang inklusif.

Ini bukan hanya tentang silaturahmi, tetapi membangun ruang diskusi lintas ideologi dan generasi.

Komunikasi informal yang tidak penuh tekanan mampu menghasilkan kesepahaman jangka panjang yang lebih kuat.

Para elite politik perlu menciptakan momentum sendiri tanpa harus menunggu tekanan dari krisis politik atau publik.

Pemerintah dan partai politik dapat mengambil inisiatif menyusun agenda rekonsiliasi lintas tokoh, khususnya pasca Pemilu 2024.

Kegiatan nonformal seperti makan malam, diskusi santai, atau kunjungan balasan menjadi strategi jangka pendek yang efektif.

Sebagaimana disarankan Sarmuji, “Kalau makin sering ketemu, rasanya makin akrab,” adalah prinsip yang patut dikembangkan.

Masyarakat perlu mendorong elite untuk tidak hanya tampil dalam konflik, tapi juga dalam kolaborasi dan kebersamaan.***

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnispost.com dan Ekbisindonesia.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Apakabartv.com dan Pusatsiaranpers.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Sulawesiraya.com dan Harianjayakarta.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

HUT Partai Gerindra, Inilah Momen Prabowo Subianto Sapa dan Peluk Perwakilan PDI Perjuangan
Presiden Prabowo Subianto Kiirimkan Karangan Bunga untuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri
Haidar Alwi Tanggapi Masuknya Jokowi dalam Nominasi Sebagai Tokoh Dunia Paling Korup 2024 versi OCCRP
Di Depan Puan Maharani, Prabowo: Perlu Ada di Luar Koalisi Sebagai Check and Balances untuk Awasi Kita
Budi Arie Setiadi Sebut Banyak Partai yang Mau Tampung Jokowi Usai Resmi Dipecat PDI Perjuangan

Berita Terkait

Kamis, 5 Juni 2025 - 06:45 WIB

Partai Golkar Dorong Reuni Pemimpin Bangsa, Sarankan Diplomasi Nasi Goreng Bersama Mega dan Jokowi

Minggu, 16 Februari 2025 - 11:38 WIB

HUT Partai Gerindra, Inilah Momen Prabowo Subianto Sapa dan Peluk Perwakilan PDI Perjuangan

Sabtu, 25 Januari 2025 - 15:55 WIB

Presiden Prabowo Subianto Kiirimkan Karangan Bunga untuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri

Kamis, 2 Januari 2025 - 15:30 WIB

Haidar Alwi Tanggapi Masuknya Jokowi dalam Nominasi Sebagai Tokoh Dunia Paling Korup 2024 versi OCCRP

Sabtu, 14 Desember 2024 - 08:43 WIB

Di Depan Puan Maharani, Prabowo: Perlu Ada di Luar Koalisi Sebagai Check and Balances untuk Awasi Kita

Berita Terbaru

Bisnis

Cara Beli BItcoin dengan Mudah dan Aman

Jumat, 7 Nov 2025 - 22:09 WIB

Lifestyle

Mewujudkan Lingkungan Asri di Mojokerto

Senin, 3 Nov 2025 - 15:03 WIB